Pages

Selasa, 06 November 2012

PRETEST KALORIMETER

NAMA : AMALIYAH SHOLIHATI
NIM : M0312004
 

KALORIMETER


I.       Tujuan
1.      Menentukan besarnya energi listrik yang dilepaskan dalam kalorimeter.
2.      Menentukan besarnya energi kalor yang diterima kalorimeter.
3.      Menentukan nilai kesetaraan kalor-listrik.

II.    Dasar Teori
Kalor adalah jumlah energi yang didpindahkan antar benda yang awalnya memiliki suhu yang berbeda. Secara spontan kalor mengalir dari suatu benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Satuan umum untuk kalor adalah (kal), dan dapat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu setiap 1 gram air sebesar 1°C, misal dari suhu 14,5°C menjadi 15,5°C. Perbedaan suhu khusus ini adalah spesifik kalor karena kalor yang dibutuhkan sangat sedikit. Satuan kilokalori lebih sering digunakan dibnadingkan satuan kalori dengan 2 kkal – 1000 kal. Maka 1 kkal adalah kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg airsebesar 1°C dari 14,5°C sampai 15,5°C. Secarakuantitatif 4,186 Joule ditetapkan sama dengan 1 kalori, ini dikenalsebagai kesetaraaan kalor mekanik. Besarnya kalor yang diserap atau dilepaskan oleh suatu benda berbanding lurus dengan masaa benda, kalorjenis benda, dan perubahan suhu. Jadi besarnya kalor dapat dirumuskan :
Q = m . C . ∆T
Keterangan :
Q = jumlah kalor (kalori)
m = massa zat (gram)
C = kalor jenis zat (kal/gr°C)
∆T = perubahan suhu (°C)
Dalam satuan SI, satuan kalor adalah Joule. Satuan kalor yang lain adalah kalori. Sedangkan kesetaraan Joule dan kalori adalah sebgai berikut :
1 Joule = 0,24 kalori
1 Kalori = 4,184 Joule
Satu kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1°C air murni yang massanya 1 gram. (Sears and Zemansky, 2002)
Karena kalor jenis air bernilai konstan pada interval suhu yang lebar, kalor jenis benda lain dapat ditentukan dengan mudah dengan memanfaatkan fakta tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memanaskan benda itu sampai suhu tertentu kemudian benda itu dicelupkan ke dalam wadah berisi air yang massa dan suhunya diketahui. Setelah mencapai kesetimbangan termal, suhu akhir system diukur. Jika seluruh system terisolasi dari lingkungannya, panas yang dilepaskan benda sama dengan panas yang diterima oleh air dan wadahnya. Prosedur ini dinamakan kalorimetri dan wadah yang terisolasi tersebut dinamakan kalorimeter. (Bambang Ruwanto, 2007)
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen juga disebut kalorimeter. Dengan menggunakan Hukum Hess, kalor reaksi kima dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter bersifata adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau yang masuk dari luar ke dalam kalorimeter. (Petrucci, 1987)
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar 1°C pada air dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimeter. (Keenan, 1980)
Dalam proses ini berlaku Asas Black yaitu :
Qkeluar = m . C . (Tio - Tf)
dengan :
            m         = massa benda
            C         = kalor jenis
            Tio          = temperature awal
            Tf            = temperature akhir benda dalam bejana air
dengan cara  sama :
Qmasuk = ma . Ca . (Tf - Tia) + mw . Cw . (Tf - Tia)
yaitu :
            Tia = temperature awal air dan wadahnya
            Tf  = temperature akhirnya ( temperature akhir benda dan air adalah sama )
            ma = massa air
            Ca  = 4,18 kJ/kg.K
            mw= massa wadah
            Cw = kalor jenis wadah

Qkeluar =  Qmasuk
m . C . (Tio - Tf)  = ma . Ca . (Tf - Tia)  +  mw . Cw . (Tf - Tia)
(Paul A. Tipler, 1998)
Jenis-jenis kalorimeter antara lain :
1.      Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom ini digunakan untuk mengukur kalor yang dilepaskan bila zat terbakar. Penggunaan pentingnya adalah pembakaran makanan untuk menetukan kadar kalori mereka dan pembakaran biji-bijian dan bahan lain untuk kadar energi mereka. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom.
2.      Kalorimeter sederhana                                                     
Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan. Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
(Douglas C. Giancoli, 2001)
Energi listrik yang dihasilkan catu daya pada suaturesistor dinyatakan dengan persamaan :
W = V . i . t

dimana :
            W        = energi listrik (joule)
            V         = tegangan listrik (volt)
             i          = arus listrik (ampere)
             t          = lama aliran listrik (sekon)

Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat dinyatakan dengan persamaan :
Q =  m . C . ( ta – to )

dimana :
            Q         = jumlah kalor yang dibutuhkan (kalori)
            m         = massa zat  (gram)
            c          = kalor jenis zat (kal/gr°C)
            ta         = suhu akhir zat (°C)
            to         = suhu mula-mula (°C)

Energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dalam kalorimeter. Berdasarkan Azas Black bahwa kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima, maka energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dalam kalorimeter dan kalorimeter itu sendiri., sehingga akan terjadi perubahan panas pada air dan calorimeter. Adapun besarnya nilai kesetaraan kalor listrik dapat dinyatakan dengan persamaan :
            γ = V . i . t / ( mk . Ck + ma . Ca ) ( ta – t )
Keterangan:
γ          = kesetaraan kalor
ma       = massa air dalam calorimeter (gram)
Ca         = kalor jenis air (kal/gr °C)
mk       = massa calorimeter (gram)
Ck        = kalor jenis calorimeter (kal/gr °C)
ta         = suhu akhir (°C)
t           = suhu awal (°C)
(Tim Praktikum Fisika Dasar, 2012)
Aplikasi kalorimeter dalam kehidupan sehari-hari antara lain termos air, water heater, setrika listrik, kompor listrik, teko listrik, dispenser dan magic jar.

III. Metodologi Penelitian
1.      Alat dan Bahan
a.    Kalori listrik                                    1 buah
b.   Termometer                                    1 buah
c.    Neraca                                            1 buah
d.   Catu Daya listrik DC                      1 buah
e.    Voltmeter                                       1 buah
f.    Ampermeter                                    1 buah
g.   Air                                                  secukupnya
h.   Kabel Penghubung                         1 set
i.     Pengaduk                                        1 buah
j.     Stopwatch                                      1 buah

2.      Cara Kerja
Memasang rangkaian listrik
                      ↓
Mengukur / menimbang kalorimeter kosong dan pengaduk
                       
Mencatat massa kalorimeter kosong
                        ↓
Mengisi air secukupnya pada kalorimeter sampai pengaduk tercelup 2/3 bagian
                        ↓
Menimbang kalorimeter kembali sehingga massa air diketahui
                       
Mencatat massa air dalam kalorimeter
                        ↓
Memasang kalorimeter yang telah diisi air
                        ↓
Mengukur suhu air dan kalorimeter kemudian mencatat hasil pengukuran
                        ↓
Menyalakan catu daya dan stopwatch
                        ↓
Mencatat tegangan dan arus listrik setiap 2 menit dan mengaduk terus air dalam kalorimeter dengan pengaduk
                        ↓
Menghentikan aliran listrik setelah suhu mencapai 50oC
                       
Mencatat tegangan, arus listrik, suhu, dan waktu



3.      Gambar Rangkaian